Trip to Sikunir

Beberapa hari lalu, ane dan kawan-kawan tercincah pergi ke Sikunir. Tau Sikunir? Itu tuh, salah satu bukit di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang konon katanya udah cukup terkenal sebagai salah satu spot terbaik untuk melihat sunrise. Lokasinya enggak jauh dari komplek wisata Dieng, otomatis juga enggak jauh dari rumah ane, Banjarnegara.

Sebenernya keinginan buat pergi ke Sikunir udah ada sejak lama, tapi baru terealisasikan kemarin. Ane sendiri tau Sikunir dari akun facebook temen yang upload foto keren pas doi lagi menikmati sunrise. As far as I know, promosi Sikunir ini kayaknya cuma dilakukan dari dunia maya dan dari mulut ke mulut deh.. Papan penunjuk jalan ke Sikunir sendiri masih minim kecuali coretan-coretan tangan pake cat yang ada di jalan. Jalannya sendiri beeuuhh.., masih tergolong alami (bentuk halus dari jelek). Enggak tau kenapa objek wisata sepotensial ini belum diperhatikan sama pemerintahnya, padahal banyak juga orang-orang interlokal maupun internasional yang berkunjung ke tempat ini.

dua saudara beda generasiFoto di atas diambil pas perjalanan pulang, soalnya pas berangkatnya gelap sih 😀

lanjuut..

Do It Yourself: Cajon Boongan (Bag. 2)

Melanjutkan postingan ane kemarin disini, yaitu tentang project pekok ane membuat cajon.

Nah, sebelum adanya revisi snappy, jarak snappy ke permukaan tapa tadinya 1,5 cm. Jarak segitu emang masih memungkinkan snappy nyentuh permukaan tapa, tapi menurut ane suara yang dihasilkan kurang responsif, perlu dipukul agak keras biar suara khas snare-nya keluar. Ane nyoba alternatif lain, yaitu mendekatkan snappy ke tapa. Jarak yang tadinya 1,5 cm ane perkecil jadi o,5 cm. Hasilnya? Hanya dengan ketukan ringan snappy udah bergetar, suara snare semakin jelas.

hasil revisiCoba perhatikan dan bandingkan sama gambar di post sebelumnya.

lanjuut..

Do It Yourself: Cajon Boongan

PROLOGUE

Beberapa hari lalu, mungkin sekitar 2 minggu, ane mendadak kepincut njur kepengen cajon. Mau beli ning liat-liat harganya udah bikin gemeter, bayangin aja dab, kotak triplek yang begitu sederhananya itu harganya bisa mencapai 600-an ribu. Mulai putar otak, akhirnya diputusken mau bikin sendiri aja mengingat bahan-bahannya tersedia di rumah. I do understand the risk suara sama penampilannya nanti bakalan berbeda sama cajon made in pabrikan, yah rego nggowo rupo dab. Seenggaknya ane udah nyoba..

Akhirnya liburan dateng juga dan pekerjaan ini pun dimulai..


 

SELAYANG PANDANG

Cajon ini harusnya dibikin dari triplek dengan ketebalan 12 mm, tapi di rumah adanya yang 9 mm doang, itu juga bekas. Enggak tau bekas apa, tapi yang jelas kondisinya masih cukup layak. Berdasarkan hasil bertapa nyari informasi lewat dunia lain *dunia maya*, diperoleh informasi bahwasanya ukuran cajon itu enggak ada standarnya, punya ane ukurannya 33 cm x 31 cm x 46 cm (panjang x lebar x tinggi). Suara snare-nya dihasilkan dari snappy, bukan strings. Kan ada dua tuh, pertama pake snappy yang biasa ada di snare drum, kedua pake string gitar. Alasannya, menurut ane snappy lebih mudah dalam pemasangannya dan enggak membutuhkan bahan-bahan lain selain snappy itu sendiri. Oiya, snappy ini niatnya mau ane bikin adjustable, tapi ane batalkan karena satu dan lain hal. Ane pake triplek 9 mm di kelima sisinya, sedangkan bagian depannya (disebut tapa) ane pake triplek 3 mm.


 

lanjut…